Pelajaran dari Bapak-bapak Pengumpul Penumpang
Bagi kebanyakan orang agak membingungkan ketika akan mencari pekerjaan. Bagi orang seperti saya, yang terbayang bagi saya hanya pekerjaan formal seperti di kantor, menjadi penjual, penjual jasa dan sebagainya. Belum pernah terlintas bagi saya bahwa pekerjaan bisa tanpa modal sekalipun. Hanya berbekal suara mereka bisa mendapatkan uang. Misalnya saja, volunteer pengatur persimpangan jalan, pengumpul penumpang untuk angkutan bus.
Kemarin saya melihat seorang bapak yang mengumpulkan penumpang untuk armada bus yang akan lewat. Teknik yang dipakai pun cukup beragam, mulai mempengaruhi bahkan sampai menakut-nakuti calon penumpang bahwa bus yang dinanti tidak lewat. Mereka hanya berbekal suara untuk bisa mendapat uang dua ribu rupiah tiap 15 menit.
Di saat yang sama saya melihat seorang pengamen dengan gitar kecil. Kesan yang saya tangkap, apa yang dijual dari Bapak ini? Intertain? Sepertinya tidak. Sepertinya orang akan memberi karena kasihan. Biasanya kalau saya melihat pengamen di dalam bus saya mungkin bisa dibilang terlalu tega. Mengapa tidak? Saya tidak pernah memberi pengamen atau peminta di dalam bus. Bagi saya tidak selayaknya saya memberi karena terpaksa dan tidak selayaknya minta-minta menjadi profesi. Tapi saya dengan senang hati memberi uang bagi pengamen yang memang bagus dalam menyanyi atau bermain musik. Bagi saya mereka tidak meminta-minta tapi memang menjual sesuatu.