hidup dan matinya halte

hari jumat sore seperti biasa saya waktunya pulang ke rumah di malang
habis pulang kerja. capek sebenarnya. bahkan sering nafas
tersengal-sengal karena tiap hari harus nempuh jarak 80 km naik turun
gunung untuk ke kantor dan saat weekend ganti naik angkutan estafet
untuk ketemu anak istri.
beruntung sekali kalau ketemu bis harapan baru. bisa langsung sekali
naik bis turun malang. apes kalau nggak ketemu bis itu. pernah juga
harus balik rumah ambil mobil nyetir sendiri gara-gara nggak ketemu
bis.
sore kemarin saya naik harapan baru. biasanya transit agak lama di
terminal gayatri tulungagung dan terminal patria blitar. di terminal
blitar biasanya kondektur memberi kesempatan penumpang untuk ke kamar
kecil 10 menit. namun kemarin tidak seperti biasanya bis tidak masuk
terminal. saya sih oke (gaya mas anang kalee..) pingin segera ketemu
baby kecil soalnya. bis melewati jalanan kota blitar yang tertata
apik. jalan yang lebar, bersih dan pohonan peneduh di kanan kiri. satu
dua saya lihat ada halte yang terawat dan kadang ada calon penumpang
yang duduk-duduk. eit... ada air mineral gelas diatas pagar. oh
kemungkinan untuk kelengkapan halte. namun sayang melihat tempatnya
airnya pasti terpapar matahari. gak enak dong rasanya. itu menambah
poin minus saya tentang halte. poin minus yang lain seperti kebanyakan
halte yang sepi. bagaimana tidak sepi. halte biasanya jauh dari
pertigaan atau perempatan supaya tidak menimbulkan kemacetan. tapi
kebiasaan di masyarakat kita nunggu angkutan di perempatan atau
pertigaan. susah ternyata solusinya. sudahlah biar dipikir ahlinya
aja. my baby udah mulai rewel ini

--
Jln. A. Yani Nomor 1 Trenggalek
Kode Pos 66311

Postingan populer dari blog ini

Angkutan Umum Ke Daerah Wisata Pantai Prigi

Bug Aplikasi SPJ

Agar video format baru atau HVEC bisa diputar di TV LED