Bandung 9 bulan tak bertemu 2
Saat saya melintasi Jalan Surapati, tepatnya di depan
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, saya melihat halte
yang memakan area trotoar. Awalnya wow.... Tapi saya
bertanya-tanya bagaimana Bus Kota (Bandung Trans Metro)
akan bersaing dengan angkot? Dari segi kecepatan tentu
angkot tak tersaingi. Selanjutnya kecepatan laju juga
berpengaruh pada ketepatan jadwal. Ujungnya akan
menurunkan tingkat okupasi.
Saya tidak terlalu mempermasalahkannya karena memang
tujuan saya cuma menyeberang ke Kompleks Badan Geologi
kemudian melintas Jalan Diponegoro lalu ke Taman Lansia
dan ke STIA LAN Bandung.
Ketika sampai di gerbang utara Kompleks Badan Geologi,
saya berjumpa dengan teman saya Bapak Yayan Robiana
yang bekerja di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Kami sama-sama menuju STIA LAN Bandung melewati
kompleks Badan untuk memperpendek jarak tempuh sambil
ngobrol tentang kabar masing-masing.
Ketika melintas di Jalan Diponegoro, saya lihat Taman
Lansia dikelilingi pagar bercat putih. Berbeda dengan
beberapa bulan sebelumnya sebelum Walikota Bandung
Ridwan Kamil dilantik. Dulu kami biasa menembus area
taman tidak kesulitan sama sekali karena pagar memang
rusak disana-sini. Namun karena ada teman saya tadi
maka beliau merangkap 'cucuk lampah' (penunjuk jalan).
Taman bersih dari PKL. Tidak seperti dahulu yang selalu
menjadi tempat mangkal penjual mie bakso yang dipikul.
Plus dengan gelandangan yang tidur di bantaran sungai
kecil yang membelah taman.
Sesampai di STIA LAN Bandung saya langsung menuju aula
tempat dilaksanakannya Seminar Nasional membahas
Kerjasama Ekonomi ASEAN. Disana saya bertemu dengan
teman-teman yang sudah terpisah oleh ruang dan waktu 10
bulan. Seminar menghadirkan empat nara sumber, di
antaranya Kepala Lembaga Administrasi Negara, kemudian
seorang dosen yang juga Ketua PWRI Dr. Tjipta Lesmana,
lalu anaknya Bapak Sagir, dan yang satu saya tidak
kenal. Sayang saya tidak bisa selesai sampai akhir
karena lebih mementingkan sholat Jumat yang hampir
tiba.
Selesai menjalankan sholat Jumat saya beranjak ke
Sasana Budaya Ganesha ITB. Rame-rame naik angkot itu
sesuatu deh.... Setelah turun dari angkot kami menuruni
jalanan menurun ke area Sabuga. Di jalan saya dirangkul
sama temen dari Labuhan Batu. Tapi terselamatkan oleh
ukuran bodyku yang jumbo. "Ya Allah iz, kamu itu sampe
gak bisa dipeluk". Bayangkan dengan dialek cewek
Sumatra.
Di Sabuga kami sampai jam 15.00. Capek juga... Waktu
balik, syukur ada tebengan Avanza temen dari Medan,
Tumbur Sahat Marulitua Rajagukguk. Thanks bro...
bersambung ke cerita 30 Agustus 2014
--
Jln. A. Yani Nomor 1 Trenggalek
Kode Pos 66311
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, saya melihat halte
yang memakan area trotoar. Awalnya wow.... Tapi saya
bertanya-tanya bagaimana Bus Kota (Bandung Trans Metro)
akan bersaing dengan angkot? Dari segi kecepatan tentu
angkot tak tersaingi. Selanjutnya kecepatan laju juga
berpengaruh pada ketepatan jadwal. Ujungnya akan
menurunkan tingkat okupasi.
Saya tidak terlalu mempermasalahkannya karena memang
tujuan saya cuma menyeberang ke Kompleks Badan Geologi
kemudian melintas Jalan Diponegoro lalu ke Taman Lansia
dan ke STIA LAN Bandung.
Ketika sampai di gerbang utara Kompleks Badan Geologi,
saya berjumpa dengan teman saya Bapak Yayan Robiana
yang bekerja di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Kami sama-sama menuju STIA LAN Bandung melewati
kompleks Badan untuk memperpendek jarak tempuh sambil
ngobrol tentang kabar masing-masing.
Ketika melintas di Jalan Diponegoro, saya lihat Taman
Lansia dikelilingi pagar bercat putih. Berbeda dengan
beberapa bulan sebelumnya sebelum Walikota Bandung
Ridwan Kamil dilantik. Dulu kami biasa menembus area
taman tidak kesulitan sama sekali karena pagar memang
rusak disana-sini. Namun karena ada teman saya tadi
maka beliau merangkap 'cucuk lampah' (penunjuk jalan).
Taman bersih dari PKL. Tidak seperti dahulu yang selalu
menjadi tempat mangkal penjual mie bakso yang dipikul.
Plus dengan gelandangan yang tidur di bantaran sungai
kecil yang membelah taman.
Sesampai di STIA LAN Bandung saya langsung menuju aula
tempat dilaksanakannya Seminar Nasional membahas
Kerjasama Ekonomi ASEAN. Disana saya bertemu dengan
teman-teman yang sudah terpisah oleh ruang dan waktu 10
bulan. Seminar menghadirkan empat nara sumber, di
antaranya Kepala Lembaga Administrasi Negara, kemudian
seorang dosen yang juga Ketua PWRI Dr. Tjipta Lesmana,
lalu anaknya Bapak Sagir, dan yang satu saya tidak
kenal. Sayang saya tidak bisa selesai sampai akhir
karena lebih mementingkan sholat Jumat yang hampir
tiba.
Selesai menjalankan sholat Jumat saya beranjak ke
Sasana Budaya Ganesha ITB. Rame-rame naik angkot itu
sesuatu deh.... Setelah turun dari angkot kami menuruni
jalanan menurun ke area Sabuga. Di jalan saya dirangkul
sama temen dari Labuhan Batu. Tapi terselamatkan oleh
ukuran bodyku yang jumbo. "Ya Allah iz, kamu itu sampe
gak bisa dipeluk". Bayangkan dengan dialek cewek
Sumatra.
Di Sabuga kami sampai jam 15.00. Capek juga... Waktu
balik, syukur ada tebengan Avanza temen dari Medan,
Tumbur Sahat Marulitua Rajagukguk. Thanks bro...
bersambung ke cerita 30 Agustus 2014
--
Jln. A. Yani Nomor 1 Trenggalek
Kode Pos 66311