... perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am: 99)

Kamis, 20 November 2014

Bbm naik, gaji naik

Akhir-akhir ini pemberitaan di televisi berkisar tentang tema bahan
bakar minyak yag harganya naik. Slogan bbm naik sempat menjadi
trending topik dunia. Demikianlah keadaan publik kita karena subsidi
bbm telah terinternalisasi sekian lama. Berbeda dengan negara yang
menganut kebijakan bbm ditentukan mekanisme pasar misalnya Amerika.
Kemarin saya membaca liputan tentang reaksi salah satu rakyat Vietnam
yang berprofesi sebagai sopir. Dia heran dengan harga bbm di negara
kita yang murah. Bahkan keluar kata-kata, "hah bagaimana bisa di
negara Anda bisa begitu?". Maklum saja, pemerintah sosialis Vietnam
tidak menyubsidi bbm disana. Meskipun harga pada akhirnya mengikuti
mekanisme pasar namun pemerintah sosialis Vietnam mengupdate harga
bensin tiap seminggu sekali.
Kembali ke masalah bbm naik. Ketika bbm naik harga komoditas cenderung
naik sedangkan ability to pay cenderung tetap bahkan turun. Inilah
yang menghantui masyarakat kita. Kalangan pegawai pemerintah berharap
gaji naik. Seakan-akan mereka lupa bahwa ketika gaji naik maka inflasi
terjadi lagi. Dengan demikian saya berpikir kalau mau mengangkat
kesejahteraan maka naikkan pendapatan sebagian kecil pegawai. Tentu
saja yang berprestasi sehingga jenis pendapatannya berbasis kinerja
atau insentif.
Oleh karena itu, saran saya, daripada meributkan bbm yang naik atau
ingin gaji naik lebih baik upgrade kualitas anda supaya prestasi Anda
istimewa.

Artikel Terakhir