... perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am: 99)

Kamis, 25 Juni 2015

Jangan berlebihan

"ORDER WHAT YOU CAN CONSUME, MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY. THERE ARE MANY OTHERS IN THE WORLD WHO ARE FACING SHORTAGE OF RESOURCES. YOU HAVE NO REASON TO WASTE RESOURCES.´"

Itu merupakan pesan dari Deutchland, sebuah negara yang sering kita sebut Jerman atau Germany, meskipun orang Jerman juga tidak pernah memakai "Germany". Pesan itu mengajarkan kita untuk tidak berlebihan. Memang uang adalah milik kita sendiri, tapi kalau misalkan kita memesan semua nasi di sebuah desa maka masyarakat yang menanggung akibatnya. Sumber daya yang terbatas akan menyebabkan penawaran berkurang sedang permintaan meningkat. Akibatnya harga menjadi meningkat untuk sekedar mendapatkan seporsi nasi. 
Sebagai muslim tentu kita memahami bahwa pesan itu sejalan dengan firman Alloh SWT bahwa Dia tidak menyukai orang yang berlebihan. Konteks berlebihan tidak hanya dalam hal berpakaian namun juga dalam segala hal, termasuk makanan, bahan kebutuhan pokok. Bahkan Kholifah Ali Karromallohu Wajhahu mengatakan tidak ada pada berlebihan itu kecuali ada kewajiban yang ditinggalkan. 
Semoga Ramadan atau lebaran tidak justru menjadi alasan berlebihan dalam konsumsi. Semoga bermanfaat

Artikel Terakhir