Pemandangan di Gelar Budaya Kerja

Siang hari tadi saya menyaksikan kompetisi Gelar Budaya Kerja yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya Biro Organisasi. Untuk kali ini diselenggarakan di Hotel Insumo Palace Kota Kediri. Kegiatan tersebut merupakan upaya internalisasi budaya kerja yang berkualitas dengan menerapkan prinsip-prinsip Total Quality Control (TQC). Kalau membahas TQC maka kiblat kita terarah ke negeri sakura. Memang TQC digagas oleh seorang pakar dari Jepang dan memang gagasan pengembangan budaya kerja dilatarbelakangi oleh sejarah Jepang yang mampu bangkit bahkan terdepan meskipun sempat terpuruk paska kekalahan di Perang Dunia II.
Saya menilai kompetisi ini masih dalam tataran sistematika yang dibumbui dengan penampilan layaknya panggung hiburan. Bukan sebuah hal yang negatif karena memang tujuannya agar lebih informatif dan ringan diterima oleh telinga kita. Selain itu, adanya aspek penilaian yang harus menampilkan foto sebelum dan setelah perubahan yang diangkat dalam tema tiap kelompok patut diapresiasi karena paling tidak memang ada perbaikan. Hanya saja ketika dikemas dalam bentuk lomba maka biayanya harus dipikirkan.
Tema-tema yang diangkat cukup bagus dan penampilannya cukup informatif. Hanya saja aspek budaya lain, bukan budaya kerja, terdapat insiden yang membuat terenyuh. Ketika salah satu kelompok budaya kerja (KBK) tampil, maka oknum anggota KBK yang lain justru terkesan mengganggu jalannya penampilan. Kata-kata yang keras dan kasar sehingga salah seorang juri menginterupsi penonton. Dengan alasan persaingan seakan-akan cara-cara yang tidak sehat menjadi halal dilakukan. Namun, saya sempat melihat salah seorang anggota dari KBK Kejar Janda Basah dari PKM Karangan Trenggalek turut memberi dukungan yel-yel pada KBK lain yang notabene merupakan pesaingnya. Semoga pemandangan ini bisa membudaya di negeri kita.

Postingan populer dari blog ini

Angkutan Umum Ke Daerah Wisata Pantai Prigi

Bug Aplikasi SPJ

Agar video format baru atau HVEC bisa diputar di TV LED